Objek Wisata di Tapaktuan
Bicara mengenai Aceh Selatan, pasti tak lepas kaitannya dengan ibukota kabupaten, Tapaktuan. Tapaktuan sendiri berasal dari kata ‘Tapak’ dan ‘Tuan’ yang berarti Tapak kaki Tuan Tapa. Memang salah satu objek wisata yang paling populer di Tapaktuan adalah bekas tapak kaki raksasa Sang Tuan Tapa yang berada di Gunung Lampu. Selain itu, objek wisata populer lainnya di Tapaktuan adalah berbagai variasi produk rumah tangga dari buah pala yang sudah jadi kebanggan kota ini.
Tidak perlu bingung berwisata ke Tapaktuan. Banyak obek wisata yang bisa kita kunjungi. Sanak cuma sehari-dua hari di Tapaktuan? No problem. Objek wisatanya dekat-dekat. Asal fisiknya aja yang kuat ya.
1. Pantai Cemara Gelombang 7
Pantai yang satu ini sangat indah. Ya, bagaimana tidak ? Pasir hitamnya yang bersih dan berkilauan, air laut yang jernih, pantai yang nyaris datar, cemara yang berbaris rapi sepanjang mata memandang, ombak yang bergulung – gulung hingga tujuh lapis, dan tentunya pemandangan bukit barisan dan kota Tapaktuan yang sangat indah dari sini.
|
Pantai Cemara ( view dari sisi Terbangan Cut )
Tamapak di ujung daratan adalah Tapaktuan. |
Itulah deskripsi singkat saya mengenai pantai ini. Pantai ini terletak 15 Km dari Tapaktuan dengan mengikuti jalan raya menuju ke Medan. Pantai ini sangat mudah untuk ditemukan, karena cemaranya dan letaknya juga di tepi jalan. Saya sendiri walaupun orang Tapaktuan, setiap kali ke sini masih kagum akan keindahannya. Subhanallah, benar – benar Allah SWT Maha Pencipta yang Paling Sempurna. Jika anda adalah tipe orang yang mencintai ketenangan dan kedamain, maka saya yakin rakan dan dusanak sekalian tidak akan mau beranjak dari pantai ini. Bersantai bersama keluarga dan teman – teman sesudah lelah beraktifitas selama seminggu pasti akan terasa luar biasa. Luangkan lah waktu anda sekali saja ke pantai ini, dan saya jamin, anda pasti ingin sekali kembali ke sini. Lebih menarik lagi, silahkan rasakan sensasi berkendara di atas pasirnya sambil menikmati deburan ombak. Tapi, motornya jangan lupa dibilas ya, sayang loh, nanti karatan.
Tapi rakan dan sanak, Sayang sekali. Kondisi pantai ini sekarang sudah cukup rusak. Dikarenakan 2 tahun lalu ada proyek pelebaran jalan di gunung Guliran Naga-di atas yang merupakan jalan utama ke Medan. Akibatnya jalan ini menjadi jalur alternatif dan sudah kehilangan sebagian kecantikannya. Sangat disayangkan. Seharusnya Pemkab Aceh Selatan memperbaiki kondisi pantai tersebut. Sangat rugi jika pantai ini dibiarkan rusak, karena ini merupakan salah satu pantai terindah di Aceh Selatan. Tapi rakan dan sanak tak perlu khawatir, karena kerusakan tersebut hanya terjadi di bagian pantai gampong Air Pinang, kalau rakan dan sanak pergi ke pantai bagian gampong Terbangan Cut atau terus menyusuri pantai, maka pasti akan di dapat bagian pantai ini yang masih alami dan perawan.
Untuk akomodasi sudah cukup baik. Di sini banyak berteberan pondok dan warung untuk bersantai yng sudah dilengkapi toilet dan mushala. Walaupun agak mahalan dikit, ya wajar aja lah, toh agak jauh juga dari kota. Anggap saja biaya yang mahal seepadan untuk menikmati indahnya pantai ini. Sekedar info juga, pantai ini tutup maghrib ya, jadi kalau azan langsung gaspol pulang aja. Apalagi kalau berlawanan jenis, nanti timbul fitnah. Oh ya, di pantai ini jangan "macam-macam" ya! Kalau ketahuan ada sangsi adat berat menunggu. Masuk pantai ini sebenarnya GRATIS, tapi sebaiknya jangan hari minggu atau hari meugang ya, biasanya ada pungli tuh di depan dari pintu Terbangan Cut.
|
Pantai Cemara setelah mengalami penimbunan.
Tapi hal ini tidak mengurangi semangat ombak tujuh untuk saling mengejar |
2. Pemandian Air Bentiang
|
Pemandian Air Benttiang |
Ini adalah salah satu objek wisata pemandian yang kurang populer dan jarang terdengar oleh orang Tapaktuan tapi tidak ada satu orang pun di gampong Air Pinang dan gampong Lhok Reukam yang tidak mengetahui tempat permandian yang super sejuk ini.
|
Teman mimin, Zikri di mata air nya, |
Pemandian ini terletak di gampong Air Pinang, 13 Km dari Tapaktuan ke arah Medan. Mencari pemandian ini memang agak sulit karena harus masuk ke dalam kampung. Tapi rakan dan sanak tak perlu khawatir, karena masyarakat di sini pasti akan senang membantu. Pemandian ini berupa sebuah mata air yang airnya yang sangat sejuk. Karena airnya langsung keluar dari mata air di bawah batuan kapur. Jika telah sampai di tempat ini, maka akan terlihat airnya agak keruh, tapi tak perlu ragu, kekeruhan itu disebabkan kandungan CaCO3 yang larut di dalam air dan aman bila terminum. Jika diikuti mata airnya ke atas, maka akan dijumpai mata air yang bentuknya layaknya di dalam gua kapur. Bentuknya indah bertingkat – tingkat.
Terakhir saya berkunjung tahun 2014 belum ada akomodasi berupa ruang ganti, toilet, atau pondok. Ini GRATIS ya.
3. Gampong Wisata Lhok Reukam dan Pantai Pasie Setumpuk yang Tersembunyi.
Tidak jauh dari gampong Air Pinang terdapat gampong Lhok Reukam. Setau saya, Gampong ini pernah dijadikan gampong wisata dan gampong terbersih di Tapaktuan. Memang benar, gampong ini walaupun jauh dari Tapaktuan, tapi suasananya rapi dan bersih. Angin laut nya segar dan udara yang sejuk walaupun di siang hari.
|
Pantai Gampong Lhok Reukam
Tampak di latar merupakan Pantai Cemara |
Di gampong ini banyak hal menarik yang dapat kita jumpai. Diantaranya pantainya yang lembut dan putih bersih dan suasana lingkungan yang ramah dan damai. Di sini juga terdapat sirkuit balap Grasstrack yang bernama Sirkuit Ketibang ( Kelapa Tiga Cabang ). Alasannya dulu di gampong ini terdapat sebatang pohon kelapa yang memiliki tiga cabang. Saya pikir hanya mitos, ternyata benar. Walaupun pohon tersebut sudah tidak ada lagi, tapi masih ada masyarakat yang menyimpan fotonya, dan saya pribadi sudah melihat foto tahun 80’an tersebut. Di gampong ini juga kita dapat mengikuti masyarakat beraktifitas seperti memancing, membuat perahu, dan pergi berkebun.
Ada satu tempat istimewa di Gampong ini, yaitu sebuah pantai yang berada di sudut terjauh gampong. Nama pantainya adalah Pantai Pasie Situmpuk. Masih termasuk gampong Lhok Reukam, tapi untuk menuju ke sana sangat sulit saudara. Jadi, untuk pergi ke sana, rakan dan sanak harus bersiap – siap sedikit tracking. Lelahnya tracking di sini di sebabkan jalur yang curam dan terjal dan berbagai macam jenis medan yang menantang nyali. Perlu dicoba rakan sekalian. Tapi setelah sampai di pantai, penat dan lelah akan terbayar sudah. Karena pantai ini sangat alami dan masih perawan, pasirnya putih dan sangat lembut, dan banyak dijumpai cangkang keong laut yang cantik. Ini semua dikarenakan hanya sedikit sekali orang yang mengetahui keberadaan pantai kecil ini. Jika dilihat dari Google Maps, maka pantai ini memang kelihatan seperti setumpuk pasir di gunung yang besar. Mungkin hal ini lah yang menjadikan dasar penamaan pantai tersebut.
Untuk menemukan pantai ini cukup mudah. Sanak titip saja motor di rumah terakhir di ujung jalan ke arah tanggul batu. Pemilik rumah sanagt ramah dan baik. Bisa titipkan helm juga sekalian. Nanti jalan terus ke arah tebing batu di tepi laut, lalu ambil kanan ke arah gunung di samping sirkuit grasstrack. Nanti ada sekumpulan pohon pala kalau gak salah 3 batang di dekat batu besar, sekitar 2 menit dari tempat berbelok tadi. Ikuti saja jalan ke atas melewati batu dan akar pohon.Ikuti saja trek yang ada dengan tanda ada pohon dikerat atau ditebang. Pastikan selama perjalanan anda melewati jembatan kayu yang menempel di tebing, berjalan memanjat tebing, dan melewati lorong dari batu besar yang di bakar. Tanda sanak akan tiba di pantai nanti ada 2 batang pohon yang menjorok ke laut.
Terakhir mimin ke sini tahun 2014. Di pantai sudah ada pondok kecil yang dibangun warga. Tapi, untuk toilet, warung, dan bungalow setahu saya belum ada. Sinyal ponsel pun hilang-hilang timbul. Oh ya, kalau seandainya rakan sekalian malas berjalan kaki, bisa sewa perahu nelayan. Tarifnya sesuai kesepakatan dengan nelayan. Biasanya Rp50.000 - Rp200.000 per perahu tergantung ukuran dan banyaknya rombongan. Sebaiknya rakan janji antar jemput saja. Misal diantar jam 8 kembali jam 4 sore. Supaya nelayan bisa melakukan aktivitas lain. Ini juga GRATIS ya. Selamat berpetualang di Lhok Reukam !
|
Ini dia Pantai Pasir Situmpuk yang tersembunyi |
|
Mimin dan kawan kunjungan 2014. |
4. Jambo Hatta
Ada satu tempat di Tapaktuan yang melegenda, lho ! Ya, tempat itu merupakan sebuah warung singgah yang terletak di puncak gunung Lhok Reukam. Tempat ini merupakan tempat berhentinya Wakil Presiden pertama Indonesia, Drs. Moh. Hatta dalam perjalanannya mengelilingi Aceh pada tahun 1956, begitulah yang tertera pada Prasasti yang ada di Jambo (pondok, warung) tersebut. Saat Bung Hatta singgah dulu, di sini hanya berupa pondok kayu kecil sederhana, tapi pada tahun 1996, LNG Arun memugar bangunan tersebut menjadi seperti yang kita lihat sekarang ini.
|
Panorama Hatta
Di atas adalah beberapa sahabat South Aceh Discovery yang selalu menemani dalam setiap ekspedisi |
|
Prasasti batu yang menegaskan bahwa Wapres I RI, Bung Hatta pernah singgah di jamboo Hatta pada tahun 1956 |
Tempat ini terletak 10 Km dari Tapaktuan menuju ke arah Medan di atas gunung Lhok Reukam. Mungkin alasan Bung Hatta berhenti di sini beliau kagum ketika melihat panorama dari titik tersebut. Bagaimana tidak, panorama dari tempat ini memang sangat indah. Kita dapat melihat relief dari Teluk Tapaktuan dan Bukit Barisan yang menjulang dan Pantai Cemara yang tampak dari kejauhan. Benar – benar pemandangan yang sangat menakjubkan.
|
Panorama dari Jambo Hatta.
Di atas tampak indahnya Pantai Cemara dan Bukit Barisan yang tinggi menjulang |
|
Panorama dari Jambo Hatta
Dataran yang di ujung adalah siluet kota Tapaktuan. |
Untuk fasilitas sendiri, di sini sudah tersedia berbagai menu makanan dan minuman dengan rasa yang maknyus dan cukup terjangkau, WC, hostpot, dan mushalla. Dan buat yang jago selfie, silahkan ekspresikan gaya sesuka Lo ! Bakalan ketagihan pasti !
Oh, ya, foto GRATIS, duduk sebaiknya BAYAR.
5. Pemandian Panjupian dan Teluk Katuang
Ini dia satu lagi tempat pemandian di Tapaktuan, Ie Sijuk Panjupian. Pemandian ini sudah sangat terkenal di Aceh Selatan dan kabupaten di sekitarnya. Terletak di Gampong Panjupian 7 Km dari Tapaktuan ke arah Medan. Untuk mendapatkan arah ke pemandian ini cukup mudah, karena setelah menuruni gunung Panjupian langsung terpampang plang yang menunjukkan arah berikutnya. Pemandian ini merupakan pemandian air pegunungan asli yang langsung keluar dari mata airnya. Airnya juga mengandung CaCO3 dan tetap aman bagi tubuh. Suhu airnya sejuk sekitar 15oC. So, bagi yang gak tahan dingin, mimin sarankan gak usah mandi lama – lama. Entar sakit, gak habis lanjut deh keliling Tapaktuan-nya
Pemandian ini dikelola oleh masyarakat sekitar, jadi masuk ke sini harus bayar. Jika anda pergi naik mobil, maka akan dikenakan biaya Rp. 5.000 per orang, tapi jika menggunakan sepeda motor, maka akan dikenakan biaya Rp. 2.000 per orang. Nanti juga ditambah lagi tarif masuk area pemandian Rp5.000 per orang. Begitulah tarifnya saat saya terakhir kali ke sana pada Mei 2014 silam. Di dalam area pemandian ini fasilitasnya cukup memadai. Ada mushalla, warung dan kantin, area permainan anak, lapangan parkir yang luas, bungalow, kamar ganti, dan kolam – kolam dengan berbagai ukuran dan kedalaman. Semua nya dapat rakan dan sanak nikmati tiap harinya hingga menjelang maghrib.
|
Salah satu kolam di Pemandian Panjupian
Kolam ini merupakan kolam pertama di kompleks pemandian |
Rencananya di area pemandian itu juga akan dibangun sebuah wahana air yang dana nya terakhir saya tahu dari tarif yng dibayar tersebut. Dengan wisatawan yang berkunjung 300 orang di hari biasa dan 1000 orang di hari libur, diharapkan wahana tersebut cepat selesai dibangun dan bisa kita nikmati bersama.
Jika ke arah gunung kita bisa menikmati panjupian, di arah laut kita dapat menikmati indahnya dan lembutnya pasir di teluk Katuang. Katuang yang dalam bahasa Baekko ( Jamee ) berarti penyu. Asal mula penamaan ini karena dulu di tempat ini banyak penyu yang bertelur dan jika kita lihat dari salah satu sudut jalan di gunung Panjupian, maka kita akan melihat salah satu bentuk tebing serupa dengan seekor penyu.
|
Teluk Sikatuang
Sayang ya, teluk seindah ini harus rusak oleh tangan manusia |
Tapi sayangnya keindahan dan kelembutan pasir itu tidak dapat kita nikmati lagi, karena teluk itu kini tanahnya telah dibeli oleh sebuah perusahaan sebagai pelabuhan bongkar muat sementara. Tapi hingga saat ini, pembangunan di sana masih misterius. Sayang sekali, tidak ada lagi penyu yang mau bertelur ke sini.
6. Air Terjun Tingkat Tujuh
|
Air Terjun Tinggkat Tujuh
Yang tampak dibelakang adalah tingkat 2, 3, dan 4 |
Satu lagi tempat pemandian di Tapaktuan yang sudah populer di mana – mana, yaitu Air Terjun Tingkat Tujuh. Sesuai namanya, air terjun ini bertingkat – tingkat sampai tujuh tingkatan. Konon katanya dulu di sini adalah tempat pemandian Sang Putri Naga yang merupakan sebuah mahakarya Naga Jantan. Di sini airnya tawar, segar, dan sangat jernih sehingga kita dapat melihat batu di dasar lubuk yang dalamnya 3 meter lebih.
|
Foto yang di atas adalah tingkat 4 dan foto ini adalah tingkat 5. |
Terletak di Gampong Batu Itam berjarak 5 Km dari Tapaktuan ke arah Medan. Akses menuju ke sana sekarang sudah cukup mudah karena sudah dibuka jalan oleh Pemkab. Dulu untuk menuju ke sini harus menyusuri sungai sambil terus mendaki sejauh 1km, benar – benar perjalanan yang melelahkan. Saat menyusuri jalan ke atas, sanak dan rakan akan disambut oleh kebun – kebun pala milik masyarakat di mana pala adalah buah kebanggan orang Tapaktuan. Begitu sampai di sebuah warung, maka artinya telah sampai. Mata rakan semua akan berbinar ketika melihat keindahan dan keelokan air terjun bertingkat tersebut, tapi coba rakan berpaling ke belakang, maka akan terlihat indahnya teluk Katuang dengan laut yang biru. Saudara dapat menikmati tingkat 1 sampai 6, dan untuk tingkat ke – 7 saudara harus menyusuri sungai jauh ke dalam hutan dan saudara akan menemukan air terjun yang paling tinggi dari pada yang ada sebelumnya.
Di sini juga sudah tersedia kamar ganti, toilet, mushala, dan warung untuk sekedar mengganjal lapar. Tapi lebih asik bawa makanan sendiri dari rumah. Tolong, piring makanan sisa jangan di cuci di air terjun, nanti malah orang di bawah yang kena kotornya.
Untuk masuk GRATIS, tapi ada biaya parkir Rp2.000 per motor.
7. Batu Hitam dan Batu Merah
Di Tapaktuan ada namanya Batu Hitam dan Batu Merah. Apa sih sebenarnya mereka ? Keduanya adalah nama sebuah gampong. Kedunya juga berjarak kira – kira 3,5 Km dari Tapaktuan ke arah Medan. Konon menurut legenda, saat Tuan Tapa dan Naga bertarung merebut Putri Bungsu, Naga Jantan terkena kibasan tongkat Tuan Tapa dan badannya hancur berburai. Nah, dari sini lah semuanya bermula. Batu Hitam konon adalah hati Naga, Batu Merah konon adalah darah Naga, dan ada satu lagi yaitu sisik Naga. Ketiga benda tersebut memang sangat mirip dengan benda yang dilegendakan. Semua itu dapat rakan dan sanak lihat langsung di Tapaktuan. Di Batu merah sendiri terdapat sebuah warung yang biasa disebut Puncak. Warung ini milik Pak Amran, ayah teman masa kecil mimin. Harganya cukup terjangkau dan makanan-minuman di sini cocok untuk menemani sore menanti sunset. Dari sini kita dapat menikmati indahnya sunset dari 2 pelabuhan di Tapaktuan dan jadi tempat nongkrong yang bagus buat rakan dan sanak yang masih muda. Di sini juga terdapat monumen tugu PKA-IV karena Aceh Selatan berhasil menjadi juara umum. Dulu mimin kalau bulan puasa habis shalat subuh kadang suka mangkal di sini buat nungguin inang-inang pasar. Gak tau kenapa tapi asik aja duduk di situ. Dilarang berkhalwat di sini ya kawan !
|
Tugu PKA-IV Aceh
Batu dibawahnya merupakan bagian dari bukit batu merah yang tanahnya berwarna merah |
|
Di bawah bukit batu merah terdapat 3 buah batu yang mirip sisik naga
Sangat jelas sekali bahwa batu ini berbentuk sisik secara alami |
Tenang kawan, masih banyak objek wisata lain yang bisa rakan dan sanak kunjungi, silahkan kunjungi sambungannya ini
( Objek Wisata Tapaktuan 2 ).